Perempuan dalam Al-Qur’an
Karya: Mei Linda R.W (Tupas)
Di zaman dahulu perempuan diperlakukan dengan semena-mena. Perempuan diperlakukan dengan kasar, ini terjadi sebelum Islam datang. Setelah masuknya Islam, perempuan kini dapat hidup dengan bebas yang tentu dalam batas. Perempuan dapat dengan bebas melakukan aktivitasnya sesuai dengan keahliannya. Kini tidak ada lagi perbedaan antara aktivitas laki-laki dan perempuan.
Namun makna bebas di zaman ini telah disalah gunakan. Contohnya dalam pergaulannya dengan lawan jenis. Dalam Islam perempuan tidak boleh bergaul terlalu dekat dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Namun kini hampir di semua tempat dapat kita jumpai pasngan muda-mudi yang sedang berasmara.
Dalam AL-Qur’an telah dilukiskan tentang sosok perempuan yang ideal. Perempuan tersebut adalah perempuan yang aktif, dinamis, sholehah, sopan, mandiri, dan selalu terpelihara akhlak dan imannya. Al-Qur’an juga telah memberi ciri-ciri ideal perempuan muslimah. Pertama, perempuan yang teguh iman, tidak berbuat tercela, terjaga kemuliaannya dan tidak menelantarkan anak-anaknay seperti tercantum dalam QS. Al-Mumtahanah ayat 12. Kedua, perempuan yang adil dan bijaksana seperti Ratu Balqis. Ketiga, perempuan yang memiliki kemandirian ekonomi seperti perempuan pengelola peternakan dalam kisah Nabi Musa as. di wilayah Madyan dalam QS. AL-Qashash. Keempat, perempuan yang memiliki integritas yang kokoh dan kemandirian seperti istri fir’aun yang bernama Aisyah binti Muzahim. Kelima adalah perempuan yang menjaga kesucian diri, berani mengambil sikap oposisi atau menentang gpendapat orang banyak karena meyakini pendapatnya benar, seperti ibunda Nabi as. Maryam binti Imran (QS. At-Tahrim (66): 12).